Awal Ramadhan 1433 H
Marhaban ya Ramadhan. Selamat datang bulan
Ramadhan.
Setiap orang pasti punya rencana yang berbenda
dalam menyambut Ramadhan. Biasanya sebelum memasuki bulan suci ini banyak acara
adat atau tradisi yang dilakukan. Seperti munggahan,
saya pikir yang dinamakan munggahan
itu adalah acara makan-makan yang dilakukan beberapa hari sebelum Ramadhan.
Ternyata itu salah, sebenarnya munggahan
itu adalah bersilaturahmi dan bermaafan sebelum memasuki Ramadhan. Entah kenapa
setiap saya mengikuti acara yang
dinamakan munggahan itu pasti ada
makan bersama, sehingga saya menyimpulkan bahwa acara tersebut adalah makan
bersama sebelum Ramadhan. Mungkin banyak diantara kita yang mempunyai pemikiran
tak jauh dengan apa yang pikirkan.
Lalu adalagi nyekar ke makam. Nah kalau yang satu
ini sebetulnnya bukan kewajiban, ini adalah tradisi orang-orang terdahulu yang
diturunkan. Kita dibiasakan untuk mengunjungi keluarga kita yang sudah tiada
untuk meminta maaf sebelum menghadapi Ramadhan.
Yang selanjutnya yaitu membersihkan diri dan
lingkungan. Sebelum memasuki bulan penuh berkah ini, kita harus menyucikan diri
dan menyucikan tempat tinggal kita. Intinya sih bersih-bersih gitu deh,
bersihin rumah dan seiisi-isinya biar kinclong kelihatannya, hehe…
Ada lagi kebiasaan yang kurang dianjurkan, seperti
menyalakan kembang api dan petasan. Banyak sekali anak-anak kecil yang
mempergunakannya di depan rumah, dan memang benda ini identik dengan bulan
Ramadhan. Padahal menurutku hal ini hanya menyia-nyiakan uang saja, bahkan
tetangga sebelah suka terganggu dengan suara yang dihasilkan dari petasan, dan
juga asap yang dihasilkan bisa mengganggu jarak pandang kita dalam melihat.
Teriakan anak-anak. Nah kalau yang ini saya
bingung juga, kenapa banyak anak-anak yang berteriak-teriak sebelum tarawih
dilaksanakan. Saya menyimpulkan bahwa
hal tersebut merupakan suka cita dari anak-anak yang diwujudkan dengan
teriakan. Setiap orang mempunyai kebebasan dalam mewujudkan rasa bahagianya,
termasuk anak-anak dengan teriakan dan tertawa khasnya.
Dan ya awal Ramadhan kali ini cukup berbeda
menurutku, aku tak berada ditempat tinggalku. Awal Ramadhan ini saya berada di
Bandung. Hal ini dikarenakan saya masih harus mengurusi sekolah lanjutan saya.
Dari menunggu pengumuman hingga daftar ulang dan persiapan untuk hijrah ke kota
ini. Untuk mengurangi ongkos, saya pun memilih untuk stay disini beberapa
waktu.
Bukan Indonesia namanya jika tak ada perbedaan,
termasuk dalam penentuan 1 Ramadhan, organisasi Islam Muhammadiyyah telah
mengumumkan dari jauh hari bahwa mereka menentukan awal shaum kali ini adalah
hari jumat 20 Juli 2012, mereka menyimpulkan dari kemunculan bulan. Namun
pemerintah baru mengadakan sidang Isbat pada 19 Juli 2012, dan memutuskan awal
shaum ini jatuh pada sabtu 21 Juli 2012. Pemerintah menetapkan ini berdasarkan
hilal yg saat itu belum terlihat, sehingga mereka memutuskan untuk memulai awal
shaum hari sabtu. Untuk di Arab Saudi dan beberapa Negara Asia lainnya, awal
shaum ditetapkan pada hari jumat. Namun hal tersebut jangan dijadikan
perselisihan, kita harus menghormati keputusan yang telah dibuat. Yang penting
kita sama-sama bisa meraih pahala dibulan ini. Perbedaan itu indah, dari
perbedaan kita bisa belajar untuk bisa menghargai sesama J.
Terakhir dengan datangnya bulan Ramadhan, berarti
usiaku berdasarkan penanggalan Islam telah bertambah. Tahun ini saya genap 18
tahun tepat pada 26 Syaban atau kurang lebih 3 hari sebelum Ramadhan.
Perhitungan penanggalan Islam memang lebih cepat, sehingga walaupun usia di
tahun masehi saat ini 17, tapi berdasarkan kalender Islam sudah 18. Mungkin
bagi sebagian orang masih ada yang belum tau kapan tanggal lahir berdasarkan
kalender Islam. Beruntunglah saya karena ibuku ketika lahir mencatat tidak
hanya berdasarkan tahun masehi, namun berdasarkan tahun Islam atau Hijriyah
juga.
Satu lagi, ini adalah tahu pertama Ramadhan tanpa buku ramadhan. Jadi untuk ceramahnya cukup dengarkan saja, tak harus berburu tanda tangan penceramah ataupun stempel mesjid, hehe... Tapi agak aneh juga sih, biasanya bawa buku dan pulpen setiap mau tarawih dan siap-siap pasang telinga buat nyatet ceramah, eh.. tahun ini udah ngga. Aneh aja rasanya, serasa ada yang janggal.
Satu lagi, ini adalah tahu pertama Ramadhan tanpa buku ramadhan. Jadi untuk ceramahnya cukup dengarkan saja, tak harus berburu tanda tangan penceramah ataupun stempel mesjid, hehe... Tapi agak aneh juga sih, biasanya bawa buku dan pulpen setiap mau tarawih dan siap-siap pasang telinga buat nyatet ceramah, eh.. tahun ini udah ngga. Aneh aja rasanya, serasa ada yang janggal.
Mungkin hanya itu yang bisa saya ceritakan tentang
awal Ramadhan kali ini, semoga kita bisa mengharap Ridho-Nya untuk bisa
memperbanyak ibadah dan meraih pahala di bulan yang suci ini.
0 komentar:
Posting Komentar
sempatkan untuk berapresiasi ya....